Thursday, September 09, 2004

Another Package from GOD

Kerusakan akibat Bom-Kuningan.
Kerusakan akibat "Bom Kuningan" (photograph by detik.com).

Tadi pagi, di jl. HR. Rasuna Said Jakarta, terjadi ledakan yang cukup dahsyat. Diduga ledakan tersebut berasal dari bom mobil. Luckily, dalam perjalanan ke kantor klien, saya melalui jalan itu kira-kira 20 menit sebelum kejadian. Peristiwa ini cukup banyak menelan korban, ironisnya sebagian besar korban justru adalah orang-orang yang tidak ada sangkut-pautnya dengan misi pengeboman tersebut :(

Di blog ini tidak dibahas kronologis peristiwa tersebut. Kalau hal itu dapat banyak anda temukan di siaran-siaran televisi malam ini atau koran-koran besok pagi. Melalui blog ini saya ingin mencoba menyampaikan salah satu "cara memahami dan menyikapi" musibah. Well, mungkin ini lebih mirip ajakan daripada pengungkapan pemahaman saya. Siapapun anda, boleh setuju ataupun tidak setuju dengan pendapat saya ini and feel free to post your own opinion in this blog :)

Hari ini saya menerima SMS dari beberapa teman yang mengungkapkan rasa kasihan mereka kepada para korban dan ada juga yang bernada kesal atau mengutuk para pelaku. Melihat siaran-siaran televisi, tidak sedikit para tokoh masyarakat yang mengutuk tindakan tersebut, bahkan melalui acara jajak pendapat ke jalan-jalan yang dilakukan oleh salah satu televisi swasta, mengungkapkan kegeraman masyarakat yang menginginkan para pelakunya dijatuhi hukuman mati (jika mereka masih hidup, tentunya). Saya memahami mengapa mereka berpendapat demikian, namun cobalah sesekali kita berusaha memahami setiap peristiwa dengan melampaui dualitas, beyond good and evil.

Saya pernah menyaksikan acara penyejuk iman dari salah satu agama. Dalam acara itu, sang tokoh agama mengatakan kalimat something like "...kita membutuhkan orang yang melakukan kesalahan kepada kita agar kita dapat menjadi seorang pemaaf." selanjutnya, beliau juga berkata something like "...bukankah seorang pahlawan dibutuhkan karena adanya penjahat?". Dalam sebuah buku renungannya yang berjudul "Lentera-Lentera Kebahagiaan", Gede Prama menuliskan "Baik terlihat karena ada buruk. Sukses terasa karena pernah gagal. Naik indah kalau pernah turun. Kesucian bergetar karena keluar dari kekotoran." dan Heraklitus dalam salah satu buah pikirannya mengungkapkan "Ketika tidak ada matahari, kita dapat melihat bintang-bintang.". Demikianlah sejak dahulu kala, melalui instrumen-instrumen-NYA, TUHAN selalu menyampaikan pesan kepada umat-NYA agar melihat semua fenomena dalam kehidupan ini sebagai satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan. Intinya, marilah kita mencoba untuk memahami segala sesuatu melampaui dualitas.

Cobalah kita memandang peristiwa tadi pagi sebagai bingkisan dari TUHAN. Bingkisan yang berisi sesuatu yang kita sebut sebagai "kesempatan" atau "chance". Kesempatan untuk apa? Kesempatan bagi kita untuk melakukan segala sesuatu yang baik yang berkaitan dengan musibah ini, kesempatan bagi kita untuk me-manusia-kan kembali diri kita, kesempatan bagi kita untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Ada kesempatan untuk membantu para korban dan keluarganya, baik dalam bentuk materi maupun dukungan moral. Bagi pihak aparat penegak hukum, ada kesempatan untuk mengusut tuntas kasus ini dan mengadili pelakunya agar lingkungan masyarakat menjadi lebih tentram. Bagi pelaku, ada kesempatan untuk merenungi akibat dari perbuatannya ini bagi orang-orang yang tidak berdosa dan ada kesempatan untuk bertobat. Dan masih banyak lagi "peluang-peluang" yang muncul sebagai reaksi dari terjadinya tragedi ini.

Tadi, saya sempat menyaksikan acara televisi yang dibawakan oleh Aa Gym. Beliau mengajak pemirsa untuk berdoa. Berdoa bagi para korban, keluarga korban dan para pelaku. WOW! Look at this guy, beliau adalah salah satu contoh orang yang sungguh-sungguh memanfaatkan kesempatan yang telah diberikan oleh Sang Keberadaan kepadanya.

Demikianlah, seharusnya kita juga bersyukur ketika musibah semacam ini menimpa kita. Tentunya BUKAN bersyukur karena telah jatuh banyak korban jiwa TETAPI bersyukur karena TUHAN telah memberikan kesempatan bagi kita untuk melakukan banyak kebaikan. At least, kita dapat berdoa bagi para korban, keluarga korban dan para pelaku kejahatan.

Lihatlah betapa kasih TUHAN kepada kita, meski banyak sekali dosa yang kita lakukan di masa lalu, namun sampai detik ini TUHAN tidak henti-hentinya memberikan kita kesempatan untuk bertobat dan melakukan banyak kebaikan sampai sebelum akhirnya nanti tiba waktu bagi kita masing-masing untuk menghadap ke hadirat-NYA. Salam Kasih, Damai dan Sejahtera.

No comments: